May 13, 2011

Risalah Sang Cupu

Terimakasih pada sambungan internet, dari sudut Fakultas Teknik, berkawan dengan nyamuk, gelap dan sunyi, gw bisa mengikuti apa yang terjadi di beberapa sudut bumi yang lain. Pertama, malam apresiasi mahasiswa berprestasi Universitas Indonesia, kedua Kick Andy show. Semuanya menghadirkan inspirasi yang terang benderang.

Mungkin anda akan berkata bahwa mahasiswa berprestasi tidak lebih dari orang pragmatis yang mencari aktualisasi melalui setumpuk sertifikat, dan malam apresiasi bagi mereka adalah puncak sakramen kebodohan dari para pemujanya. Gw bilang ga! gw kenal dengan salah seorang finalis yang datang dari keluarga yang kurang beruntung dan bertahan hidup dengan beasiswa, upah mengajar dan hadiah kemenangannya di berbagai kompetisi. Orang ini pejuang bung! bukan orang bodoh-pragmatis, dia mengikuti ajang pemilihan mapres untuk membanggakan keluarganya dan membantu mereka. Ada lagi yang aktif di bebagai kegiatan sosial, yang ini konon menyumbangkan hadiahnya di tingkat fakultas untuk salah seorang warga masyarakat yang sedang sakit di tempatnya membangun gerakan basis. Sudah? belum, ada lagi yang begitu kaffah beribadah dalam islam. Loh? apa luar biasanya? persekongkolan zaman hingga rekayasa diskursus media membuat menjadi orang islam yang kaffah akan lebih banyak mendatangkan kerugian hari ini, tapi orang yang satu ini teguh mempertahankan kekaffahannya. Bukan-bukan, gw bukan mau bilang ini kemenangan dakwah, biarkan orang lain yang lebih layak berbicara perihal yang itu. Gw hanya ingin mengungkapkan bahwa orang ini sukses memberikan teladan tentang karakter. Ia buktikan bulat-bulat bahwa menjadi manusia berkarakter samasekali tidak old school, itu masih dan akan terus bermakna.

Tentang kick andy show, gw rasa tidak perlu diceritakan dengan terlampau detil di sini. Bagi anda yang memiliki pesawat televisi, tentu mengerti apa yang begitu menginspirasi dari Kick Andy Show tanggal 13 Mei 2011. Orang-orang biasa, tanpa status pejabat publik atau tokoh bangsa, tanpa gemerlap kamera dan riuh tepuk tangan, orang-orang yang mungkin saja pernah kita temui di metro mini atau toko kelontong dekat rumah ini dengan caranya masing-masing memperjuangkan perubahan dan menyalakan harapan bagi bagitu banyak orang yang ditindas oleh-sekali lagi-persekongkolan zaman.

Nah, merujuk pada judul postingan ini, malam ini, ketika membandingkan diri gw dengan mereka, tersedia begitu banyak alasan bagus bagi gw untuk merasa cupu. Culun punya! Tapi tidak untuk berhenti. Karena gw sadar betul, jarak antara gw, lw dan siapapun anda kaum cupu sedunia yang membaca postingan ini dengan mereka ada pada sejauh apa kita melangkah untuk apa yang kita yakini. Ada pada sejauh apa kita bertahan dalam lara dan derita untuk memperjuangkan impian-impian kita. Jelas pada akhirnya tidak semua orang bisa menjadi mahasiswa berprestasi tingkat UI atau tokoh muda inspiratif pendiri gerakan masyarakat sipil terkemuka yang sukses mempengaruhi hidup 32 ribu orang, tapi jika kita berhenti karena itu, maka sudah cupu, kita akan jadi manusia yang nirguna. Jika memang harus jadi orang cupu, jadilah sebaik-baiknya orang cupu. Jika dalam panggung dunia ini, kita hanya tengah menjadi seorang penata panggung alih-alih aktor utama, jadilah penata panggung yang sangat unggul dan profesional. Begitulah, maka kita akan menjadi orang cupu yang membanggakan!orang cupu yang demikian akan bersinar pada waktunya nanti dan dengan ridha-Nya, tidak jadi cupu lagi. Kaum cupu sedunia, bersatulah dan berjuanglah!

0 comments:

Post a Comment